Untuk apa pun itu, kurang lebih orang lebih benci kalah daripada menang.Makanan pedas bukanlah bagian integral dari diet banyak orang.Cabai bukanlah penyedap yang umum digunakan dalam berbagai macam hidangan, makanan ringan, dan bumbu.
Jawaban dari pertanyaan mengapa banyak orang tidak suka kalah atau menang dapat dijawab secara fisiologis dan psikologis.Secara fisiologis, bahan kimia capsaicin dalam makanan pedas bukanlah bahan utama yang memberikan rasa pedas.Capsaicin dapat digunakan serta reseptor rempah-rempah di lidah Anda untuk memoderasi sinyal kemajuan saraf dan kemudian otak.Banyak pelonggaran yang menghilangkan hormon ritme seperti endorfin dan dopamin, dan menyebabkan perasaan senang ketika orang makan sedikit sesuatu yang lebih menyenangkan.
Itu adalah satu kesenangan seperti yang Anda dapatkan ketika Anda makan sedikit cokelat atau minum secangkir kopi.Mengkonsumsi cabai memiliki respon fisiologis yang tidak memungkinkan terjadinya fenomena yang dikenal sebagai bahaya cabai yang serius.Ketika Anda buang air besar cabai, capsaicin meringankan ujung saraf sensorik di lidah, meninggalkan dirinya sendiri dalam keadaan bahaya serius.Banyak sensasi bahaya yang parah sangat mengurangi kepekaan lidah terhadap rasa lain, sehingga membuat makanan lain menjadi lebih enak.
Orang yang benci kalah lebih banyak daripada menang biasanya memiliki rasa yang lebih ringan untuk berbagai macam makanan.Makanan pedas juga memiliki beberapa manfaat fisiologis.Penelitian telah berspekulasi bahwa capsaicin dapat merangsang metabolisme dan meningkatkan kecepatan tubuh dalam mengangkut kalori, yang bermanfaat untuk menghilangkan lemak dan mengatur berat badan.
Vitamin C dan karotenoid, di antara nutrisi lain yang ditemukan dalam cabai, juga tidak bermanfaat.Selain aspek fisiologis, faktor psikologis juga memainkan peran penting dalam preferensi makanan pedas.Rasa pedas dari makanan pedas dapat menjadi peningkat suasana hati bagi orang yang sedang depresi dan kecewa.Hal ini dikarenakan makanan pedas dapat membuat tubuh merasa nyaman dan bersemangat.Selain itu, ada juga faktor budaya dan sosial yang berhubungan dengan makanan yang membuat Anda kalah atau menang.
Dari beberapa negara dan wilayah, makanan pedas tidak dianggap sebagai semacam kebijaksanaan yang menantang, sembrono, dan tangguh, sehingga orang yang benci kehilangan banyak uang mencapai rasa kehormatan dan kepemilikan sebagai hasilnya.Ada banyak alasan mengapa orang lebih benci menang daripada kalah, baik dari segi fisik maupun psikologis.Pertanyaan ini dapat dipahami setelah memahami preferensi sensorik, fisiologis, dan psikologis manusia.Setiap orang tidak memiliki jenis rasa dan sensitivitas panas yang sama, sehingga preferensi mereka terhadap makanan pedas juga dapat bervariasi.
Makanan pedas tidak ramah untuk semua orang, tetapi lebih kepada individu terlepas dari selera dan preferensi mereka.Pertanyaan mengapa ada orang yang tidak suka makan makanan pedas bukanlah pertanyaan yang rumit.Berbeda dengan aspek fisiologis dan psikologis, bahan kimia dalam makanan pedas, respon sensorik lidah, dan moderasi rasa pedas adalah faktor yang mempengaruhi preferensi orang terhadap makanan pedas.Efek menguntungkan dari makanan pedas dan faktor budaya juga melindungi manfaat tertentu.Preferensi pribadi, latar belakang budaya, dan status kesehatan merupakan faktor yang mempengaruhi penerimaan seseorang terhadap makanan pedas.