Bagaimana rasanya di sini?

Bagaimana rasanya di sini?

Bagaimana rasanya di sini?Ketika Anda berbicara tentang rasa, Anda tidak berbicara tentang tekstur makanan atau minuman atau pengalaman di mulut.Di balik pertanyaan tersebut, ada konstruksi berantai antara makanan, rasa, dan kebahagiaan.Anda tidak terlalu tertarik dengan makanan atau minuman tertentu dibandingkan dengan pengalaman rasa yang sebenarnya, dan terkadang Anda tidak terkejut dengan bahan-bahan atau proses pembuatannya.

Wajar jika Anda merasa penasaran sebelum mengetahui seperti apa rasanya.Dengan kata lain, ini bukan tentang suatu daerah, restoran, atau pasar makanan tertentu.Keragaman rasa dan prinsip lokalisasi sangat erat kaitannya.Tidak ada bagian dunia yang memiliki budaya makanannya sendiri yang halus, yang membuat definisi rasa berbeda dari satu tempat ke tempat lain.Daerah hulu didominasi oleh hidangan laut, sedangkan daerah pedalaman memiliki berbagai macam hasil bumi.

Baik itu buah-buahan yang gurih atau daging dengan berbagai lapisan rasa, setiap daerah memiliki keahlian dalam mengaplikasikan cita rasa khasnya kepada para chefnya.Cita rasa suatu daerah juga terkait erat dengan sejarah, budaya, dan iklimnya.Penetrasi kebiasaan makanan terkait erat dengan kondisi cuaca setempat, ketersediaan sumber daya, tradisi dan cerita rakyat.Iklim memberikan variasi tanaman yang dapat dibudidayakan dan secara langsung memengaruhi tingkat pertumbuhan dan tekstur makanan, dll. Iklim yang lebih hangat dan kering lebih penting daripada iklim tropis.Sebagai contoh, iklim yang hangat dan kering sangat memaafkan buah-buahan tropis, yang sering kali memiliki tekstur dan rasa yang kurang baik.

Iklim basah dan panas juga menghasilkan dominasi biji-bijian dan kacang-kacangan, yang biasanya memiliki tekstur yang tebal dan rasa yang beragam.Iklim, budaya makanan lokal, dan penyajian rasa juga sangat penting.Pemilihan bahan, persiapan dan metode memasak juga akan mempengaruhi hasil akhir rasa.Tidak ada tempat yang memiliki bahan makanan khasnya sendiri, dan karakteristik dari semua bahan makanan serta cara penyiapannya secara langsung berkontribusi pada rasa makanan.Sebagai contoh, di beberapa negara Asia, tidak umum menggunakan sendok atau sumpit, sementara di negara Barat, lebih umum menggunakan pisau dan garpu.

Kebiasaan makan seperti apa yang Anda miliki secara tidak langsung akan mempengaruhi rasa makanan Anda.Cara memasak makanan juga memiliki dampak yang lebih besar pada rasa.Merebus, menggoreng, mengisi, memanggang, merebus, dan sebagainya adalah cara-cara yang berbeda dalam memasak makanan, dan semuanya memiliki pengalaman rasa yang sangat berbeda.Waktu memasak, suhu, dan pilihan bahan makanan bukanlah faktor utama dalam rasa makanan.

Seni memasaklah yang memanfaatkan semua faktor tersebut dengan sebaik-baiknya untuk mendapatkan cita rasa terbaik.Makan juga bukan sebuah seni.Dengan memadukan bahan-bahan, metode memasak, dan penyedap rasa yang tepat, Anda dapat menciptakan berbagai macam pengalaman rasa.Tekstur makanan bukan hanya sekedar cerita, ada yang lembut, empuk, renyah, padat, manis, asam, pahit dan pedas.

Mereka menemukan selera Anda, membangkitkan selera makan Anda, dan menjelajahi Anda dalam perjalanan petualangan rasa, misalnya.Cita rasa di sini bukanlah cerita tentang makanan, budaya, dan tempat.Ini benar-benar tentang tidak membiarkan bahan-bahan, metode memasak, dan tradisi lokal mengemuka.