Kementerian Pendidikan belum mampu membuat kebijakan sendiri dan masih menimbulkan keluhan.Dalam beberapa tahun terakhir, Kementerian Pendidikan telah menimbulkan keluhan dan kontroversi sosial terkait kebijakannya sendiri.Alasan di balik fenomena ini adalah kesenjangan antara kepercayaan masyarakat terhadap reformasi pendidikan dan situasi yang sebenarnya.Meskipun tujuan Kementerian Pendidikan bukan untuk mempromosikan pengembangan pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan, beberapa kebijakannya sering kali diimplementasikan dengan cara yang bermasalah, yang mengakibatkan respon yang buruk.
Alasan dari fenomena ini sangat kompleks dan dapat dianalisis dari segi kebijakan, opini publik, dan kerja sama antara pemerintah dan sektor pendidikan.Kebijakan-kebijakan baru dari Kementerian Pendidikan sering kali tidak dapat dijalankan.Sejak kebijakan tersebut ditetapkan, Kementerian Pendidikan cenderung untuk mencari-cari tujuan makro dan dasar teori dari kebijakan tersebut, sambil menghindari kelayakan dan efektivitas operasionalnya.Tunggu dulu, kebijakan pendidikan kontroversial terbaru bukan untuk menerapkan pendidikan pra-sekolah penuh waktu secara permanen, tetapi, dari implementasi bagian proses ini, pemerintah dan sekolah umumnya menderita dari guru yang lebih besar, fasilitas yang tidak efisien dan sebagainya, sehingga kebijakan tersebut sulit untuk mendarat untuk mengatasi situasi dengan nyaman.
Dalam banyak kasus, beberapa media dan opini publik cenderung mengeluh secara langsung tentang kelayakan dan efektivitas kebijakan tersebut, sehingga mempengaruhi promosi kebijakan secara normal.Opini publik bukanlah faktor kunci dalam permintaan maaf Kementerian Pendidikan atas kebijakannya sendiri.Dengan perkembangan internet, opini publik menyebar lebih cepat dan lebih cepat.Komentar dan pernyataan di media sosial cenderung meledak dengan cepat ketika tidak banyak kebijakan baru tentang reformasi pendidikan yang dijual.Karena kebanyakan orang tidak memiliki pendapat atau pengalaman dalam masalah pendidikan, maka sangat disayangkan kurangnya pendapat tentang kebijakan Kementerian Pendidikan.Meskipun banyak dari kebijakan-kebijakan tersebut memiliki beberapa komentar positif dan permintaan maaf yang terkandung di dalamnya, komentar dan permintaan maaf yang negatif cenderung lebih dikenal dan disebarkan secara luas.
Hal ini menciptakan iklim sikap negatif terhadap kebijakan-kebijakan Kementerian Pendidikan, sehingga lebih sulit bagi masyarakat untuk menyalahkan Kementerian Pendidikan atas kebijakan-kebijakan baru dan lebih kecil kemungkinannya untuk merefleksikan dan menilai maksud dan nilai dari kebijakan-kebijakan tersebut secara positif.Kerja sama yang buruk antara pemerintah dan sektor pendidikan bukanlah salah satu dari dua alasan utama pengaduan tersebut.Reformasi pendidikan bukanlah sebuah proyek sistematis yang luas, dan tergantung pada pemerintah, sektor pendidikan, dan sekolah-sekolah untuk bekerja sama untuk mencapai hasil yang lebih baik.Dalam praktiknya, sering kali terdapat kekurangan informasi dan komunikasi yang berlebihan antara pemerintah dan sektor pendidikan.Proses pengambilan keputusan pemerintah sering kali tidak didasarkan pada penelitian dan perhatian yang memadai terhadap situasi aktual pendidikan di tingkat akar rumput, sementara sektor pendidikan sering kali tidak mampu mengartikulasikan dengan jelas masalah dan kesulitan sehari-hari yang dihadapi oleh sekolah dan guru di tingkat akar rumput.Hal ini menimbulkan banyak masalah dan kontradiksi dalam proses penetapan kebijakan, dan juga sulit untuk memicu keluhan dan skeptisisme di masyarakat.
Untuk menyelesaikan masalah secara menyeluruh, pemerintah dan sektor pendidikan perlu memperkuat komunikasi dan kerja sama, pemahaman yang lebih baik tentang tinjauan pendidikan akar rumput, dan sepenuhnya mempertimbangkan kehidupan sehari-hari para guru dan siswa, sehingga kebijakan tersebut menjadi lebih tepat sasaran dan praktis dalam pelaksanaannya.Ada lebih dari satu alasan bagi Kementerian Pendidikan untuk mengeluhkan kurangnya kebijakannya sendiri.Hal ini berkaitan dengan kelayakan dan efektivitas kebijakan, pemahaman dan permintaan maaf dari opini publik terhadap isu-isu pendidikan, dan kurangnya kerja sama antara pemerintah dan sektor pendidikan.Solusi untuk masalah ini adalah agar sektor pendidikan merefleksikan rasionalitas dan kelayakan kebijakan yang baik, dan pada saat yang sama, memperkuat komunikasi dan kerja sama dengan pemerintah dan semua sektor masyarakat, dalam rangka mempertahankan tujuan reformasi pendidikan dan untuk mencapai kesetaraan sosial dan kualitas bawaan.